Yang aku dengar otak manusia itu desainnya berbeda-beda, ntah bentuk ukiran atau jumlah selnya, aku tidak tau tepatnya yang mana, tapi intinya sekarang aku sedang bermain polisi-polisian dengan otak ku. Lebih tepatnya mengintrogasi.
Aku bertanya kenapa dia bisa membentuk percabangan dengan ribuan simpang yang tak tampak.
Karena dia adalah penjahat kelas tuna, kod atau salmon? –mana saja asal lebih pintar dari kakap— dia menjawab dengan membuatku bertanya lagi.
Kemudian aku mulai masuk fase yang akan merusak mood..... Oh, tuhan. Aku ingin ketenangan, tanpa suara cekikikan sehalus bunyi kentut di dalam kelas sejarah sekalipun. Aku benci manusia. Maaf, tapi aku memang membenci mereka. Oh lihat aku mulai tidak fokus. Jadi, aku kembali bertanya pada otak, apa maunya, aku harus berbuat apa agar dia tidak membuat ku memikirkan hal-hal yang bisa mengaktifkan roller coaster paling berbahaya dalam hidupku.
Sekonyong-konyong dia memberi buntelan file dari folder baru dalam memoriku yang berisikan tentang seseorang. Matilah kau, wahai otak sialan. Mungkin saat kau baru menyalakan senter, pikiranku sudah merembet ke inang masalah yang sudah dengan susah payah aku pendam, aku kubur, kalau perlu aku kremasi dan aku hanyutkan ke laut.
Aku tidak pandai menginterpretasi simbol, karena aku bukan titisan Profesor Robert Langdon. Tunggu, itu bukan simbol, lebih seperti isyarat, oh ternyata otakku lebih pintar dari pada empunya. Baiklah, aku menyerah. Mungkin yang jadi vortex point dari semua kegaduhan mental ini adalah aku yang ingin diakui. Dan karena aku punya bakat hiperbola yang natural, dia punya koneksi yang super canggih dengan masalah lain untuk membuat aku terbebani. Mungkin juga itu karena aku perfeksionis, atau strukturis, atau diktator?
Berdiri, menanti di antara, tidak akan pernah berlangsung lama rasa nyamanya. Karena dunia tidak akan mau menunggumu memutuskan untuk masuk daerah yang mana. Pilihannya hanya dua, tertinggal atau tunggu kesempatan lain yang entah kapan.
Jadi hasil dari introgasiku bersama otak malam ini adalah apa yang sedang dan sudah tertulis di sini. Tidak terlalu panjang, ya, aku akan berusaha untuk membuat yang lebih panjang dan tidak penting lain kali. Dan sepertinya aku harus membuat jadwal intogasi dengan hati untuk sesi berikutnya.
Label: [Aho] Diary